Sabtu, 11 Juli 2009

Tjikapoendoeng




Memang tepat bila aku diberi nama sungai cikapundung dan ada baiknya juga teman-temanku yang lainnya berganti namanya menjadi cikapundung, bagaimana tidak aku yang memberikan manusia sesuatu yang sangat dibutuhkan yaitu air! Mereka tidak mau untuk merawat diriku dengan baik dan benar walaupun disepanjang jalan ada beberapa pekerja yang sedang melakukan perawatan tapi itupun perawatan pipa PDAM bukan perawatan terhadap diriku.

Andai saja manusia bisa melihat dan mendengar rintihan dan jeritan diriku ketika mereka merusak, mengotori dan mencemari aku, tapi ya namanya juga manusia! Disatu sisi ada yang merawat dan disatu sisi ada yang merusak. Belum lagi para penduduk yang tinggal disepanjang bibir atau sepandan badan aku ini yang tidak jarang membuang sampahnya langsung ke badan aku! (semakin menangislah diriku ini).

Apa mereka tidak pernah melihat kemarahanku? Bukankah seharusnya mereka menyadari ketika aku mengirim kembali sampah-sampah yang telah mereka buang! Tidak sadarkah mereka ketika aku memberi mereka bencana banjir itu? Bukankah mereka semua tau dan sadar, tetapi mengapa selalu diriku yang menjadi korban?dan kenapa mereka tidak pernah berhenti untuk tidak mengotori dan merusak diriku ini!

Siapa yang salah dan patut dipersalahkan tanyaku dalam hati! Tapi ketika aku bertanya kepada teman-teman disekitarku mereka selalu menjawab: lihatlah rumput yang bergoyang itu dan setelah kau melihatnya kau pasti tau siapa yang salah. Aku belum tau jawabannya, maka kutanya pada yang lain; lihat saja air yang yang mengalir itu dan setelah itu kau pasti tau siapa yang salah, namun tetap saja tidak kutemukan jawabannya. Lalu dalam hati kuberkata yang pasti bukan salah bunda mengandung yang salah hanyalah mereka yang telah merusak dan mengotori diriku ini tanpa peduli terhadap nasib yang lainnya.

Sudah lupakan semua lebih baik aku bercerita sajah tentang diriku ini. Semua pasti tau aku ini sungai terpanjang di dunia karena mengalir di dua benua yaitu Asia-Afrika, tetapi apakah semua orang tau bahwa akulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Deandles memindahkan ibukota Bandung yang lama ke alun-alun? Yah alasannya karena aku merupakan sumber bagi warga dalam mencari sumber air. Dan taukah bahwa pada jaman Prasejarah dahulu, saat Danau Besar Bandung masih ada, aku ini berada 30 meter dibawah permukaan danau. Para manusia Prasejarah yang tinggal di perbukitan utara biasa menyebrangi danau sebelum tiba di selatan bandung untuk suatu urusannya.

Mungkin sekian yang bisa aku ceritakan semoga diriku ini bisa lebih dihargai dan dijaga agar kelangsungan manusia akan air akan tetap tercukupi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar